Senin, 03 Agustus 2009

Mengejar Kebahagian Hidup

Islam menyebut dengan hayatun thoyibah,al-hayah aqsuhu al maut, alhaya adalah kebalikan dari almaut sedangkan alhayyu aqsuhu al mayit yang hidup berkebalikannya tidak bergerak berarti mati. Kemudian di sebut juga al hayyu al mutakallimu yakni mahluk yang berbicara dan berfikir, alhayyu tidak sama dengan al hayawan,hayawan juga dari alhayyu yang asalnya hayyan jadi hyawan,maka munusia di bedakan dengan hal yang sangat tipis manusia menjadi orang yang berbicara dan berfikir dengan mulia tetapi bisa juga terjerumus seperti hewan.
Alhayatus Sa'dah, kehidupan yang sejahterah yang penuh dengan kenikmatan.Menurut IbnuAbbas Alhayatut Thoyyibah adalah rezekiyang halal. Kemudian ada ayat -ayat Al-Quran yang menerangkan kepada kita tentang apayang di sebut dengan hidup bahagia sebagaimana dalam surat An-Nahl 97 misalnya Allah berfirman : " Barang Siapa yg mengerjakan amal soleh , baik laki -laki maupun perempuan dakam keadaaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
Ibnu Abbas mengartikan kehidupan yang baik dengan rezeki yang halal, Imam Atthobari menerjemahkan dengan rahan / kenikmatan ( kesempatan ),artinya ada ikatan kehidupan di dunia dengan kebahagiaan di akhirat, hidup bahagia di dunia tidak aka sempurna tanpa kehidupan yang bahagia di akhirat. Maka dengan kita mendapatkan kenikmatan dan mendapatkan bala / bencana adalah datangnya dari Allah agar kita lebih sabar dalam menerima dan hendaklah kita memuji kebesaran Allah.
Dari ayat itulah kita di ajarkan bahwa yang di sebut hidup bahagia, adalah bahagia di dunia dan akhirat, nampaknya tidak sempurna bila ayat -ayattersebut tidak di sandingkan dengan hadits - hadits Rasulullah> Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Nabi bersabda " yang artinya " Sesungguhnya syaitan mempunyai ajakan di dalam detikan hati kita begitu juga malaikat mempunyai detikan hati kita ". Ajakan syaitan di dalam jiwa kita keburukan dan mendustakan kebaikan, sedangkan ajakan malaikat itu mengingatkan kita kepada yang baik dan membenarkan yang haq, barang siapa yang tahu dia mendapat di dalam dirinya detikan hatinya untuk berbuat kebaikan maka itu datangnya dari Allah .Apabila dia menemukan dalam nalurinya detikan sesuatu yg bukan kebaikan , maka sesungguhnya hal tersebut datangnya dari syaitan , hendaklah kita berlindung pada Allah dari godaan syaitan.sebagaimana dlm QS;Al Baqara : 268 ) yg artinya " sesungguhnya syaitan mengajak kita kepada kefakiran , kemiskinan,kehidupan yang sengsara " .
Ketahuilah bahwa naluri itu di pengaruhi oleh dua hal , yaitu positif dan negatif, manakala naluri kita lebih dekat pada kebaikan itu datangnya dari Allah, dan sebaliknya.
Apabila manusia mampu merampungkan tiga kekuatan ini maka ia mampu mendapatkan kemuliaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Maka ghozirah / tabiat manusia di berikan oleh Allah apabila ia di berikan takdir yang baik, apabila ia di takdirkan menjadi syaqowah / orang yang tidak baik, maka ia mudah untuk melenceng dari petunjuk - petunjuk Allah.

Wss,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar